“Lebih baik bangun cinta, daripada jatuh cinta. Jatuh itu sakit, bangun itu semangat. “
(AMPM – Bangun Cinta)
Kalau ngomongin soal cinta mungkin bakal jadi cerita yang ga akan selesai di ceritain dalam satu postingan. Karena pasti banyak cerita manis, asam,asin, lucu, sedih yang bisa kita ceritain kalau udah berurusan soal cinta. Mulai dari cinta monyet, cinta gorila, sampe akhirnya kenal sama proses ta’aruf dan bertemu sama si jodoh.
Tapi kali ini yang mau diceritain adalah tentang perjalanan proses ta’aruf dengan mantan pacar yang kini udah jadi suami (ihiy…). Kalau di film-film proses ta’aruf di warnai dengan bunga-bunga cinta yang bertaburan dan perasaan penuh kebahagiaan. Beda dengan kisahku dan suami. Sangat jauh dari gambaran film “Ketika Cinta Bertasbih” atau “Dalam Mihrab Cinta” , malah kayaknya lebih mirip “Terminator” kayaknya saking tegangnya. Bahkan sampai H-1 sebelum pernikahan kami.
Boro-boro bunga-bunga cinta, atau hal-hal romantis yang bikin pipi bersemu merah muda. Kisah ta’aruf kami jauh banget dari hal begitu! Hahahha… Sabarnya si suami bener-bener diuji saat sebelum pernikahan.
And the stories begin….
With my lovely husband, Fahrudin. |
By the way...
Ini aku ngopas tulisan aku sendiri. So... aku ada rencana hijrah dari akun lama back to blogspot ada banyak alasan lah. Intinya bismillah... kita mulai dari awal. Kita mulai dari bawah. Satu per satu.
Terimakasih untuk yagn udah ngikutin tulisan aku dari jaman Jejak Perjuanganku . Yang belum monggo kalau mau mampir itu blog aku dari jaman kinyis-kinyis belum kenal skincare hahaha.