Photo by Zane Lee on Unsplash |
Akhirnya dibimbing sama Teh Linda, dikasih contoh pertanyaannya. Aku bikin draft pertanyaan (kerenkan mau nanya aja pake draft 😂) aku revisi ke mamah, khawatir ada pertanyaan titipan dari mamah , dan revisi tahap akhir ke Teh Linda. Mau nanya aja, kayak bimbingan skripsi 😂. Yaiyalah! Ini soal urusan sekali seumur hidup, gabisa main-main harus ditanya sampe akar-akarnya. Harus bikin list pertanyaan!
Photo by Aaron Burden on Unsplash |
Malam-malam mendekati hari pertemuan selalu berdoa setiap habis shalat 5 waktu maupun saat istikhoroh, minta sama Allah SWT, semoga dalam proses ta'aruf ini, baik aku maupun calon suami tidak berbohong dalam menjawab pertanyaan. Dan aku masih terus berdoa semoga kalau memang beliau jodoh yang sudah dituliskan Allah ,dimudahkan segala prosesnya. Dimudahkan segala prosesnya jika memang berjodoh. Dan aku di ajarin teteh murobbi sebelumnya kalau minta doa tuh spesifik. Kayak gini misalnya , "Ya Allah berikan aku jodoh pria yang sholih." , kurang spesifik. Kita bebas minta sama Allah, karena cuma Allah tempat kita meminta, dan tentunya Allah tau yang terbaik untuk kita. Yang penting jangan putus asa, berbaik sangka, harus istiqomah, dan yakin.
OOT, aku sama temen deket di kampus sering berdoa kayak gini (kalau ga salah nemu doanya di buku O.Solihin yang pernah aku bahas di tulisan sebelum ini, Loving You Merit Yuk! (Tapi lupa persisnya , bukunya ketumpuk, buat yang baca blog aku, doain dong biar ada rezeki nambah lemari buku, biar buku di rumah bisa di susun berdiri, ga ditumpuk lagi hehehe). Oke lanjut. Doanya kurang lebih ini yang kita minta :
"Ya Allah jodohkanlah aku dengan seorang pria yang shalih, baik hatinya, baik akhlaknya, sabar, pintar, kaya , tampan, tinggi, dan putih kulitnya"
Wkwkwk. Klo kalian protes "kok banyak maunya? Gapapa tuh?". Ya gapapa! Sama Allah kita bebas minta apa aja. Nah! disini bedanya kalau minta jodoh sama Allah bebas, coba kalau mintanya sama manusia , PASTI DIHUJAT 😂. "Ngaca dong, minta sempurna gitu, emangnya kamu sempurna?".
Photo by fatemah khaled from Pexels
|
Kalo minta shalih, baik hatinya, sabar, dan baik akhlaknya wajarlah ya. Masa aku minta yang buruk akhlaknya terus jahat, na'udzubillah. Kenapa minta pintar ,kaya,tampan,tinggi dan putih? Pintar karena dia akan jadi imam, yang akan bimbing aku, klo ga lebih pintar nanti sama-sama nyasar ga ada yang bimbing. Kaya, disini yang aku minta selain soal rezeki juga kaya hatinya , ilmunya, baiklah pokoknya. Kenapa harus kaya? Dalam islam diminta kaya (mampu) untuk bisa bermanfaat untuk orang lain. Kalau kaya harta, rajin sedekah. Kalau kaya ilmu, bisa berbagi ilmu bermanfaat untuk orang lain. Kenapa tampan? Tampan disini ga harus kayak Babang Park Soe Joon kok 😆! Tapi minimal resik, bersih, wangi, intinya merawat dirinya sendiri. Kan kalo doi gabisa rawat diri sendiri gimana mau rawat anak orang kan?? Kenapa tinggi dan putih? Untuk memperbaiki keturuan, aja wkwkwkw... Dan aku baca ini setelah baca doa yang dianjurkan (ada banyak doa tentang jodoh di Al Quran, cari aja 😊) antara lain :
Aku baca ini dari SMA sebenernya , tapi penuh tambahan dan revisi makin bertambah umur 😁. Kayak pas abis ikut seminar pranikah, jadi nambah doanya "Berikanlah hamba mertua yang baik". Karena kan ketika kita menikah orangtua suami akan jadi orangtua kita. Kan sedih kalau ada konflik antara mertua dan menantu.
Kita lanjut lagi ke acara pertemuan. Pertemuan kita adakan di rumah Teh Linda dan Kang Rizal (FYI, jadi guru ngaji aku dan guru ngaji suamiku itu suami istri). Janji ketemu jam 08.30 pagi. Aku datang tepat waktu, suami waktu itu datang jeda 15 menit. Pas udah nikah kita bahas ini, suamiku cerita "Tau ga? Pas kita pertama ketemu aku udah datang dari jam 08.00 tapi aku nunggu di masjid sekalian dhuha. Biar kamu ga deg-degan klo duluan aku yang datang. Aku liat kok kamu lewat masjid pake motor beat merah." . Hahaha... disangka doi telat , nggak taunya aku yang datangnya mepet! Mules banget soalnya, gegara tegang 😂. Sayangnya tempat harus pindah , karena rumah Teh Linda mau di fogging nyamuk DBD (aya-aya wae ya?). Pindah ke RM AMPERA di jalan baru. Aku ikut Teh Linda pake mobil mereka (motor simpen di rumah Teh Linda). Suami pake motor sendiri. Di jalan aku dinasehatin Teh Linda dan Kang Rizal (kebetulan suaminya kakak kelas di SMA, jadi kenal) untuk rileks tanya aja sepuasnya karena kalau ga ditanya nanti nyesel sendiri.
Setiba di RM AMPERA, kebiasaan aku kalo grogi, perut mules dan mual pengen muntah. Akhirnya kita ambil satu meja, aku di sebelah Teh Linda, dan suamiku di sebelah Kang Rizal. Dibimbing oleh Kang Rizal proses pertemuan tahap 1 dimulai. Disini aku baru melihat jelas muka calon suamiku saat itu, kemaren-kemaren kan sebel karena di "cengar-cengir"-in jadi ga di tengok 😂. Dia memperkenalkan dirinya, "Fahrudin". Lulusan Universitas Indonesia jurusan Antropologi, usia 2 tahun di atas aku, dan bekerja di salah satu perusahaan pangan terbesar di Indonesia (ga usah sebut mereklah nanti disangka endors 😋 ). Akupun memperkenalkan diri dan menyebutkan hal yang sama seperti yang beliau paparkan. Setelah itu kita lanjut ke sesi tanya jawab. Pertanyaan yang kami saling tanya satu-sama lain adalah:
- Tentang keluar (Karakter keluarga, jumlah keluarga)
- Pekerjaan
- Gaji
- Hobby
- Rencana setelah menikah
- Rencana 5 tahun kedepan
Photo by Polina Zimmerman from Pexels
|
Aku sampaikan kalau setelah menikah aku harus tinggal sama mamah, karena kan papah udah ga ada. Apakah dia keberatan? Dan saat itu dia berfikir langsung jawab "InsyaAllah gapapa.". Terus aku bilang kalau aku lagi lanjut kuliah S1 selama ini masih di support mamah , apakah siap bantu support biaya? Dia jawab "Kalau urusan pendidikan, dia InsyaAllah siap bantu support. Dan memang setelah menikah biaya kuliah dia bantu tambahin (karena kan aku juga kerja, jadi biaya kuliah memang aku minta support tambahin aja), sampe wisuda. ". Adapun pertanyaan dari dia salah satunya, dia ada rencana mau S2 hingga S3, apakah aku siap support ? Aku dukung lah! Aku sampaikan juga kalau aku juga ada keinginan untuk lanjut study kalau bisa hingga S3. Dia setuju. Dari sudut keluarga dan pendidikan ga ada masalah.
Hobby pun kita satu sama lain ga ada masalah, aku seneng olahraga di gym , dia seneng futsal. Kita berdua sama-sama hobi jalan-jalan ngebolang dan kulineran. Aku tanya gaji dia, dia ga tanya gaji aku 😂. Pemaparan kerjaan masing-masing pun saat itu OK. Rencana setelah menikah hingga rencana 5 tahun ke depanpun sudah di paparkan.
Setelah itu kami ditanya oleh Kang Rizal "Baik akhi (artinya saudara laki-laki, disini digunakan untuk memanggil calon suamiku), bagaimana apakah ingin lanjut berproses dengan Wita?"
Aku? Mules maksimal!
Heran deh suami walau keliatannya malu-malu tapi ternyata tegas juga. Dia langsung jawab dengan mantap tanpa ragu-ragu "MAU KANG!". Aku kaget. Kang Rizal sama Teh Linda senyum-senyum. "Biasanya kita kasih waktu akhi untuk difikir-fikir dulu selama seminggu apakah proses mau dilanjut atau tidak. Tapi kalau akhi jawabnya sudah begitu mantap tanpa keraguan apapun ya alhamdulillah." . Suamiku nunduk malu, senyum-senyum. Aku? Mau ngakak parah, tapi jaga image. Tiba giliran aku ditanya Kang Rizal ,"Ya, karena dari pihak pria sudah dengan mantap dan tanpa keraguan sedikitpun untuk melanjutkan proses. Wita sendiri gimana?"
Diam. Mikir. Ulur waktu dikit (jual mahal ceritanya! Hehehe kidding!). Waktu itu belum ada rasa suka sama sekali, beliau juga bukan sosok yang jadi tipeku saat itu. Tapi aku suka ngeliat cara beliau bicara memaparkan tentang dirinya dan masa depannya. Positive vibesnya kerasa kuat. Setiap dia ngomong kayak kuat gitu auranya, bikin orang mau dengerin dia ngomong.
"Gimana wit?", pertanyaan Teh Linda bikin buyar lamunanku.
Kulihat lagi wajah sesosok pria di depanku, pake polo shirt warna putih. Walau malu-malu, tapi senyumnya optimis.
"Bismillahirromanirrohiim. InsyaAllah Wita juga lanjut Teh." dan sudah dipastikan mukaku merah kayak kepiting rebus pas ngomong.
Lagi membayangkan Fahru mengutarakan visi & misinya.. dari SMA aja udah jadi pasukan Paskibra pasti tegas lugas hihi
BalasHapusposisi duduknya aja kayaknya tegak sempurna teh wkwkwk. anak paskib sejati
Hapusini kayaknya masih ada lanjutannnya ya, mbak? hahaha ... masih penasaran euy, mau baca lanjutannya juga dong, hehe
BalasHapusada dong insyaAllah... ditunggu ya... semoga kita semua sehat selalu..
Hapuswah, mbak rupanya diriku sudah komen duluan sebelumnya, hehehe. oke lah, kembali meninggalkan jejak di sini, sambil menunggu tulisan berikutnya
HapusSo sweet 💕 semoga sakinah mawaddah warahmah ya Mbak
BalasHapusPanduan bagi kamiyang masih single, makasih kak sudah berbagi pengalaman, semoga kami dipertumakan dengan jodoh yang terbaik menurut pilihan Allah SWT. Aamiin.
BalasHapusAduh aku bacanya ikutan deg-degan dan merona dehh hahaha. Keren ya kalau taaruf, semuanya benar-benar sudah dikomunikasikan sejak awal.
BalasHapusGemes banget sih mbak ceritanya..
BalasHapusJadi pengen baca cerita selanjutnya..😍
Hai mba Roswita, aku juga doain jodoh dari 2016 mba haha. Sekarang belum nikah karena masih siapin mental dan ilmu. Dengerin temen2ku curhat soal kehidupan pernikahannya jadi bikin aku prepare lahir bathin buat nikah haha
BalasHapusMasyaAllah indahnya taaruf-an yaa mb, semoga selalu bahagia sampai syurga. Saya ikutan senyum-senyum sendiri baca dari awal hihi
BalasHapusMbak Witaa, aku sangat menunggu-nunggu cerita lanjutannya setelah post yang part 1😊 seru dan so sweet banget, aku benar-benar membayangkan latarnya, ekspresinya, walaupun aku belum pernah lihat Mbak dan suami hibi
BalasHapusAkhirnyaa saya baca yang part 2 nya, karena dari part 1 udah asik nih ceritanya, hihi. MasyaAllah mbak, perjalanan cinta dari ta'aruf emang punya kenangannya tersendiri ya, saya kagum mbak dan suami bisa menjemput cinta dengan cara yang ridhoi Allah seperti ini, alhamdulillah. Saya jadi ikut senyum-senyum bacanya nih, hihi
BalasHapusWah aku bacanya kaya nonton film romantis gitu mbak Wit haha seru banget dan pastinya kebayang dulu gimana deg-degannya sewaktu pertama kali bertemu dan langsung di menjawab apakah mau lanjut atau tidak on the spot. Yang tadinya mau jual mahal jadi ngga jadi ya mbak hehe
BalasHapusYa ampun manis banget ceritanya mbaaa, aku jadi penasaran sendiri soal taaruf. Btw, doa mba itu mirip-mirip dengan doa ku, mintanya buanyaakkk dan super detail hahaha. Semoga bahagia dan langgeng terus sampe dunia akhirat ya mbaa
BalasHapusAlhamdulillah. Niatnya baik, prosesnya benar, in sya Allah hasilnya tersambung hingga ke jannah. Bersukur tak semua bisa jalani rangkaian 'sempurna' ini. Semoga semakin banyak yg bisa jalani proses seperti ini.
BalasHapusAku bacanya sambil senyum2 sendiri mba, seperti baca novel. Masya Allah, Tabarakallah. Tapi seru juga ya proses ta'aruf ternyata kaya proses interview kerjaan ajaah, pake cv dan ditanya gaji hehehe. Semoga langgeng ya mba, Insya Allah.
BalasHapusLebih dramatis dan romantis daripada Drakor nih kisahnya Wita, Alhamdulillah prosesnya lancar ya, semoga bahagia selalu saay...
BalasHapus